Jumat, 16 Oktober 2009

cuma ilusi koq de.....

masih saja berjibaku dengan segala kenyataan di depan matanya itu,
ia adik ku, yang satunya kakak qu, cukup lama kitak tak bersua, masing2 menyimpan satu atau seribu rahasia yang mungkin hanya mereka yang tahu.

walau aku tak tau, dan tak mau terlalu larut, namun aku bisa merasakannya, merasakan hubungan darah dalam 1 rumah yang amat sangat menyayat hati jika terlarut dalam penyesalan tak bertepi.

sang adik merasa terbuang, terabaikan, terhina, tersisihkan, merasa dicampakan, merasa tak berharga ketika satu hal yang paling dekat dengan dirinya sedikit demi sedikit mulai terlihat semu di matanya, mulai menampakkan sisi lain akibat dari keruhnya asap racun di dunia luarnya.... sang adik terus saja bertahan dengan apa yang ia bisa, mencoba senyum dibalik tangisnya, mencoba tertawa lantang di balik air matanya, tanpa ada yang perduli, tanpa ada yang mencoba untuk sekedar mendekati dan menyeka air matanya.

ironis memang, sang kakak sudah tak lagi memiliki landasan yang dahulu selalu ia daratkan pesawat nuraninya di situ. sang kakak terlalu naif juga terlalu tinggi melayang terbawa angin... hingga ia lupa dimana hanggarnya, walaupun namanya masih tertulis di hanggarnya. sang kakak yang harusnya menjadi penolong sang adik, yang semestinya mendengar dengan sabar setiap keluhan sang adik, yang seharusnya mendahulukan apa yang disebut "keluarga", kini sang kakak terlena akan arus duniawi semata, terlarut dalam campuran ilusi dan kenikmatan sesaat.

apa karena mereka lupa akan kehangatan tempat yang di sebut RUMAH????
apa karena mereka lupa seharusnya pada siapa mereka menorehkan luka?

mungkin sang kakak dan sang adik terlalu (bahasa saya) 'gengsi-itis' dalam soal pengakuan, mereka lebih percaya pembenaran.

WAJAR!!!!! lah wong mana ada orang yang mau ngaku salah ketika 1 hal yang mereka punya di kritik orang lain? kalo pun mengaku salah, itu hanya obat penenang saja atau PARASETAN-MOL!!!! hehehehe

sedangkan saya????? setiap hari di gerus dengan kenyataan bahwa saya ini harapan, tulang punggung, cita2, pelindung dan panutan. ARRRRGGGGHHHH!!!!
dalam menghadapi itu, selayaknya seorang anak sulung memiliki 2 jurus dalam menghadapinya.
pertama, itu adalah beban, karena beban maka pengen cepet2 di hilangkan, maka ia akan menjalankan segala amanah dan kewajibannya dengan pedoman "ASAL SELESAI". maka hasilnya semua orang juga tau, tsnggung jawab itu tak akan terbentuk dalam waktu 1 hari saja. dan kedewasaan akan kesadaran bahwa sang anak sulung memiliki tanggung jawab yang ia bawa dari lahir pun tak akan ia temukan untuk orang jenis ini.
kedua, itu adalah AMANAH!!!! karena amanah adalah kewajiban yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. kedewasaan dalam bertindak akan terbentuk dengan sempurna apabila sehari2nya sang kakak berfikir bahwa ini adalah amanah!!!!!

yah.... sudah bukan saatnya lagi bukan untuk terus saja menikmati alunan musik duniawi yang semu semata. berlari2 mengejar kesenangan penuh ilusi yang berlabel kan KEBAHAGIAAN. ah wong dia sendiri ga tau arti dari kebahagiaan.

bahagia dengan orang yang kita sayangi memang relatif bisa bertahan lama...
namun sadarilah, bahagia dengan manusia yang satu rahim dengan kita, adalah kebahagiaan ilahi yang tak ternilai oleh apa pun. baik oleh kesemuan duniawi, dan hasutan para dewa-dewi di luar keluarga...

*pesan untuk kakak beradik yang ku cintai.

2 komentar:

  1. GR banget kalo caca rasa ini berhubungan sm postingan caca, he..
    iya saya rasa ini juga cuma ilusi ko bang, ilusi ke emosian.. tapi sekarang emosi mereda, sakit hati muncul.

    dan dia ga seburuk itu kok bang, dia pernah baik dan perhatian sm saya hanya saja hal2 yang terjadi memperburuk keadaan yang sebelumnya sudah buruk. Bisa jadi karna sikap saya atau karna lingkungan luar, banyak sekali faktor2nya. semua orang bilang, mau bagaimanapun juga hubungan biologis tak dapat dipecahkan, ayahmu tetap ayahmu, ibumu tetap ibumu, begitu juga dengan dia.. hanya saja secara fisik iya, namun batin dan hati saya tidak pernah merasa dan menganggapnya lagi. Jahat, kejam, atau apalah.. namun ituuu yang terasa dihati.

    Nice writing once again,:)
    this part makes me cry,
    "namun sadarilah, bahagia dengan manusia yang satu rahim dengan kita, adalah kebahagiaan ilahi yang tak ternilai oleh apa pun. baik oleh kesemuan duniawi, dan hasutan para dewa-dewi di luar keluarga..."

    BalasHapus
  2. abank hanya coba buat keluarin apa yang mentok di kata2 lisan koq ca. ini muntahan abank doank apabila ada di posisi si adik. abank tau ga seburuk itu atau sejahat itu, yang abank tulis hanya fiktif (Anggep aja gitu) tapi kalo emang ada bagian yang bikin caca nangis, itu bukan berarti tulisannya abank yang bagus. tapi caca yang terbukakan pintu nuraninya yang terdalam...

    yah.... andai yang baca kalimat itu bukan hanya caca...

    keep smile my sista!!!

    BalasHapus