Sabtu, 13 Februari 2010

don't care = better = keep silent = apatis

manusia itu mahluk yang sangat luar biasa, akal budi sebagai anugerah yg sangat luar biasa telah diberikan tuhan untuk manusia sehingga dapat berpikir, merasa dan memiliki perasaan, bertindak juga yg penting (menurut koentjaraningrat) membuat manusia menghasilkan perpaduan dari akal dan budi yang dinamakan "budaya".
yah... budaya dibuat dari, oleh dan untuk manusia itu sendiri, berabad2 semenjak homo sapiens lahir manusia hidup berkelompok, bertahan dari segala tekanan dari alam maupun dari sesamanya. untuk apa? hanya untuk tetap hidup! agar bisa berkembang, bisa menguasai alamnya, bisa berorganisasi untuk tetap hidup dan alhasil seperti yang kita lihat sekarang, DUNIA KOMPLEX!!!!


sudah banyak kejadian di dunia ini dengan berbagai motif atau alasannya kan? dr yang dipandang biasa dari satu perspektif, maupun yang abnormal menurut satu perspektif, sungguh berwarna hidup manusia ini.
tahun demi tahun, abad demi abad sampai tiba pada saat ini, segala yang terlihat dengan mata telanjang ciptaan manusia pasti bisa terlihat, bisa di kagumi, bisa di nikmati. namun, bagaimana dengan yang tidak kasat mata? seperti perasaan, rasa sakit, rasa senang, iri,dengki, kebahagiaan dll? segalanya itu sudah ada semenjak dahulu meski terkukung alur norma dan nilai keshalehan lokal. namun dunia kini seakan-akan di atur oleh 1 tangan yang tidak terlihat. oleh satu perangkat yg dapat dirasakan oleh segala corak manusia di dunia. yaitu, perasaan.



sepasang manusia (pria dan wanita) memiliki suatu hubungan yang sudah terikat (anggaplah hubungan pernikahan). alasan mereka terikat bisa berbagai macam, ada yang terpaksa, ada yang memaksa, dan ada yang dipaksa, ada yang saling mencintai, ada yang bermotif politik, ekonomi dll. luar biasa bukan? untuk melahirkan manusia baru saja bisa terdiri dr berbagai motif dari berbagai perspekif juga. yah... itulah kehidupan manusia.

dalam kehidupan, komuniti yang paling dekat dengan satu individu adalah keluarga. banyak teori dr dunia sosial, psikologi, dll yang mengatakan bahwa keluarga adalah satu faktor penting dalam proses pembentukan manusia agar dikatakan manusia. keluarga batih atau pun eluarga besar sama saja dalam menentukan dan membentuk pribadi seseorang. dari hubungan kekeluargaan akan tercipta suau hubungan harmonis antara orang tua pada anak, anak pada orang tua, paman pd keponakan, bibi pada ponakan, anak pada sepupunya, sepupu pada iparnya, dll yang bila digambar pada sebuah kertas besar akan membentuk suatu hubungan berupa rantai yang tidak pernah akan terputus hingga menuju "pasangan manusia pertama di dunia". it's complicated. masalah pun tak akan bisa berkata tidak untuk mampir dalam kehidupan keluarga. masalah dari hubungan2 kekeluargaan seperti masalah waris, pengakuan, cinta2an dalam satu pohon kekerabatan, masalah keuangan, ribut rumah tangga, kekerasan dll yang sesungguhnya timbul dari rasa iri, dengki, marah, ingin ikut campur masalah orang, senang melihat orang susah, membuka tabir buruk seseorang, dll. sekali lagi, itulah potret hidup berkelompok.

setelah individu semakin berkembang seiring waktu, ada kalanya individu itu ingin lepas dari segala kukungan, mungkin keluarga salah satunya. mencoba untuk hidup sendiri, terbuka dengan hal-hal baru di dunia luar sana dengan bermodalkan rasa ingin tahu. hingga pada satu ketika individu itu merasa harus bertanya tentang makna dari perjalanannya (bukan bertanya apa, siapa dan untuk apa dia dilahirkan karena itu kajian filsafat) ini tidak lebih dari sebuah usaha untuk melihat suatu proses pencapaian tujuan oleh sang individu.
semoga individu manusia itu mencapai tahap "bertemu jawabannya" dalam dirinya masing-masing.