meski berbalut dusta
pernah aku mencoba untuk tertawa
walau pedih menyeringai dibaliknya
pernah aku tersenyum manis
tp tetap terlihat ada guratan meringis
kopi, gitar, selendang, tapak-tapak tangan, antropolis, sanguinis, selfish, bla bla bla...
tak pernah habis sayang
meski berhari turun hujan
meski daun berguguran disemeliwir angin
aku masih disini. masih berdusta.
tak bisa ku pungkiri rasa yang sama antara kita
berbalut lembaran-lembaran gengsi
selalu lari dengan menyibukan diri
walau kubuka mata lebar-lebar
telinga dipaksa untuk mendengar-dengar
mulut terus menerus menggelegar
tapi cuma ada kamu!
even if you broke all my.... life....
aku terjerumus terlalu dalam, sayang
aku telah terperangkap
maafkan aku...
jika memang nanti pasir pantai menjadi pencetak langkah kita
jika memang nanti ombak kembali menyadarkan kita
aku harap deretan waktu ini hanya mimpi
yang membawa kita berdua kembali
seperti waktu berikrar janji... di tempat itu...