ingin sesekali bersentimentil dengan deretan huruf, namun selalu saja terbentur oleh bilik besar yg sebenarnya banyak bercelah namun tak rusak di terpa.
haaaahhh.... sudah hampir 3 putaran waktu, tak pernah sedetik pun terlewati tanpa dirinya.
seorang hawa yg haus akan luasnya dunia, yg tak pernah habis tenaga untuk berlari mengejar mimpi.
namun begitu gampang terluka hanya karena setitik duri. dan kala air matanya jatuh, aku yg selalu menampungnya, menadahnya dan menjaganya agar tidak sampai kerontang.
begitu lirih ketika harus menyaksikannya berjibaku dengan alam yg sebelumnya tidak biasa ia hadapi, seakan ingin sekali mengulurkan tangan namun selalu terserukan kata "TIDAK" dari mulutnya.
oh tuhan, akan kah saat ia kembali suatu nani, ia tak meninggalkan dirinya di tempat itu? apakah ia akan pulang ke pangkuanku dengan matanya yg dulu? dengan senyumnya yg manis itu? menemani aq dengan secangkir kopi panas juga kudapan sederhana di teras seperti sore itu ketika kau turunkan rintik air dr angkasa?
aq hanya berharap engkau dengan murah hati berkata "iya"
hanya itu saja sudah, cukup...